Pendidikan tinggi merupakan pintu gerbang penting dalam mencetak generasi muda bangsa yang berkarakter, berpengetahuan, serta memiliki integritas dan tanggung jawab sosial. Universitas sebagai lembaga akademik memiliki peran fundamental dalam membentuk mahasiswa menjadi insan cendekiawan yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga mampu berkarya serta memberi dampak positif bagi masyarakat.
Dalam konteks inilah, Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen kembali menyelenggarakan kegiatan Pekan Orientasi Mahasiswa Baru (POMABA) bagi mahasiswa baru Tahun Akademik 2025/2026. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30–31 Agustus 2025 bertempat di Teungah Kampus UNIKI Bireuen, dengan mengusung tema: Membangun Cendekiawan Muda Menjadi Insan Akademis yang Berkarya dan Berdampak. Tema ini dipilih sebagai wujud komitmen universitas dalam menanamkan nilai-nilai akademik, integritas, dan kepemimpinan sejak awal mahasiswa mengawali perjalanan pendidikannya di UNIKI.
Pekan orientasi mahasiswa baru bukan sekadar seremonial penyambutan mahasiswa, melainkan sebuah proses edukasi awal yang memiliki signifikansi mendalam. Kegiatan ini bertujuan: Mengenalkan mahasiswa pada nilai, visi, dan misi universitas. Menanamkan pemahaman tentang peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial. Membimbing mahasiswa agar mampu memanfaatkan sarana dan prasarana kampus dengan baik. Membentuk karakter akademik yang berintegritas, disiplin, dan bertanggung jawab. Menumbuhkan rasa kebersamaan, solidaritas, serta motivasi dalam menempuh pendidikan tinggi. Dengan demikian, POMABA bukan sekadar pengenalan, tetapi juga bagian integral dari proses akademik yang menyiapkan mahasiswa menghadapi tantangan perkuliahan dan kehidupan sosial di masa mendatang.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Rektor UNIKI, Dr. Zainuddin, S.E., M.M. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya mahasiswa baru untuk memiliki visi kepemimpinan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berintegritas serta memiliki empati sosial. Beliau berpesan: Kami ingin Anda menjadi pimpinan yang tidak hanya pintar, tetapi juga berintegritas dan memiliki empati. Jangan takut untuk mencoba hal yang baru, jangan takut untuk gagal, karena dari kegagalan kita bisa belajar dan menjadi lebih baik. Kami percaya bahwa Anda semua memiliki kemampuan untuk mencapai impian Anda. Pesan tersebut merupakan motivasi awal agar mahasiswa baru memiliki mental berani mencoba, berani gagal, dan selalu berproses menuju kesuksesan akademik maupun personal.
Arahan juga disampaikan oleh Ketua Pembina Yayasan, Dr. H.Amiruddin Idris, S.E., M.Si. Beliau memberikan motivasi kepada jajaran rektorat yang baru saja dilantik serta mahasiswa baru agar mampu menjaga nama baik kampus melalui perilaku akademis yang bermartabat. Adapun poin-poin penting yang beliau sampaikan antara lain: Mahasiswa diarahkan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana kampus secara bijak, menjaga fasilitas agar tidak dirusak. Jika terdapat dosen yang tidak menjalankan kewajiban secara profesional, mahasiswa diminta untuk melaporkannya kepada rektor sebagai bentuk kontrol mutu akademik. Pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) ditekankan agar tepat sasaran. Mahasiswa dari keluarga mampu seperti ASN, TNI, atau Polri tidak diperkenankan menerima bantuan tersebut, karena program ini diperuntukkan bagi masyarakat miskin dengan penghasilan rendah. Mahasiswa penerima KIP juga diingatkan agar tidak malas kuliah, sebab bantuan yang diterima harus dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi, bukan sebaliknya. Pesan moral ini menekankan pentingnya kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab sosial sejak dini.
Pemerintah Kabupaten Bireuen turut juga hadir dalam acara tersebut diwakili Asisten I Bapak Mulyadi, S.H., M.M. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa generasi muda, khususnya mahasiswa, adalah pemikul beban pembangunan masyarakat di masa mendatang; Generasi tua telah memasuki masa purna tugas, sehingga tanggung jawab pembangunan masyarakat akan beralih sepenuhnya kepada generasi muda. Mahasiswa UNIKI diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan, tidak hanya di Kabupaten Bireuen, tetapi juga di seluruh wilayah Aceh. Pesan ini memperkuat makna POMABA sebagai upaya mempersiapkan mahasiswa untuk mengemban tanggung jawab sosial sebagai bagian dari civitas akademika.
Salah satu momen berkesan dalam kegiatan POMABA adalah menabuh rapa’i bersama yang Ketua Yayasan, Ketua Pembina, Rektor, Wakil Rektor I, II, III, perwakilan Bupati, serta perwakilan Kapolres. Tradisi ini tidak hanya bernilai hiburan, tetapi juga simbol kebersamaan, budaya lokal, dan harmoni antara pimpinan universitas, pemerintah daerah, aparat keamanan, serta mahasiswa. Selain itu, prosesi penyematan almamater kepada mahasiswa baru menjadi simbol resmi diterimanya mereka sebagai bagian dari keluarga besar Universitas Islam Kebangsaan Indonesia. Almamater ini mengandung makna tanggung jawab akademik, loyalitas, dan kebanggaan sebagai mahasiswa UNIKI.
Acara POMABA ini dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan universitas, antara lain: Ketua Yayasan, Ketua Pembina Yayasan, Rektor, Wakil Rektor I, II, dan III, Para Dekan dan Wakil Dekan, Ketua Program Studi (Kaprodi), Gugus Kendali Mutu (GKM), Seluruh dosen, serta mahasiswa baru. Jumlah mahasiswa baru yang mengikuti POMABA ini pada tahun akademik ini mencapai 1.598 orang, angka yang menunjukkan antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap UNIKI sebagai perguruan tinggi yang mampu mencetak generasi berkualitas.
Panitia POMABA, Bapak Mahyu Danil, S.E., M.Si., dalam arahannya menekankan pentingnya mahasiswa baru memahami tata cara berorientasi, berinteraksi, serta memanfaatkan sarana dan prasarana kampus. Arahan dimaksud mencakup: Bagaimana membangun komunikasi yang baik antar mahasiswa maupun dengan dosen. Tata tertib dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan akademik. Pemanfaatan fasilitas kampus untuk mendukung proses belajar, bukan untuk disalahgunakan. Peningkatan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam menjaga nama baik almamater. Dengan panduan tersebut, mahasiswa baru diharapkan mampu beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan akademik, serta siap menghadapi dinamika perkuliahan yang lebih kompleks dibandingkan jenjang pendidikan sebelumnya.
Kegiatan POMABA UNIKI Bireuen dapat dianalisis dari beberapa aspek akademik: Aspek Pedagogis POMABA memberikan landasan pembelajaran nonformal yang melengkapi kurikulum formal. Mahasiswa dikenalkan pada nilai, tata krama akademik, serta norma sosial yang menjadi bagian dari pendidikan holistik. Aspek Psikologis
Orientasi membantu mahasiswa mengurangi rasa canggung, menumbuhkan rasa percaya diri, serta memberikan motivasi awal yang sangat penting dalam menempuh perkuliahan. Aspek Sosial kegiatan ini menjadi wadah awal mahasiswa untuk berinteraksi lintas program studi, membangun jejaring sosial, dan menumbuhkan solidaritas kebersamaan. Aspek Budaya
Penampilan rapa’i dan simbol penyematan almamater menunjukkan adanya integrasi antara budaya lokal dengan nilai akademik. Hal ini memperkaya pengalaman mahasiswa dan memperkuat identitas mereka sebagai bagian dari masyarakat Aceh sekaligus civitas akademika UNIKI. Aspek Moral dan Etika
Pesan tentang integritas, tanggung jawab, serta ketepatan sasaran program KIP mencerminkan upaya universitas membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral.
Melalui kegiatan POMABA ini, UNIKI Bireuen berharap seluruh mahasiswa baru dapat memulai perjalanan akademiknya dengan semangat, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Dengan jumlah mahasiswa baru yang dimaksud, universitas optimis mampu melahirkan generasi cendekiawan muda yang berkarya dan berdampak nyata bagi masyarakat. POMABA bukan hanya seremonial, tetapi sebuah proses pendidikan karakter yang menginternalisasi nilai integritas, empati, dan tanggung jawab sosial. Harapannya, mahasiswa UNIKI Bireuen tidak hanya menjadi lulusan yang unggul secara akademik, tetapi juga menjadi agen perubahan yang memberi manfaat bagi daerah, bangsa, dan negara.
Penulis,
Yusri,S.Sos.,M.Si.,M.S
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisniss Uniki Bireuen
